-->

Info Populer 2022

Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Game Turnament (Tgt) Dalam Meningkatkan Acara Berguru Dan Pencapaian Kkm Pada Mata Pelajaran

Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Game Turnament (Tgt) Dalam Meningkatkan Acara Berguru Dan Pencapaian Kkm Pada Mata Pelajaran
Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Game Turnament (Tgt) Dalam Meningkatkan Acara Berguru Dan Pencapaian Kkm Pada Mata Pelajaran
Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Game Turnament (Tgt) Dalam Meningkatkan Aktivitas Belajar Dan Pencapaian KKM Pada Mata Pelajaran

BAB I
PENDAHULUAN



A.      Latar Belakang

Upaya pemerintah untuk mewujudkan tujuan pendidikan di Indonesia dengan mengadakan pembaharuan sistem pendidikan Nasional diantaranya pembaharuan dan pembatalan diskriminasi antara pendidikan yang dikelola masyarakat, serta perbedaan antara pendidikan keagamaan dan pendidikan umum.


Pembaharuan sistem pendidikan nasional dilakukan untuk memperbaharui visi, misi dan taktik pembangunan pendidikan nasional. Pendidikan nasional mempunyai visi terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang besar lengan berkuasa dan berwibawa untuk memberdayakan tiruana warga negara Indonesia berubah menjadi insan yang berkelas sehingga bisa dan proaktif menjawaban tantangan zaman yang selalu berubah (Anonim, 2006)

Pendidikan memerlukan banyak sekali ilmu untuk sanggup menyelamatinya ludang kecepeh jauh. Persoalan yang umum dijumpai dalam pendidikan meliputi beberapa faktor, yaitu faktor tujuan, anak didik, pendidik, alat-alat atau kemudahan dan faktor lingkungan. Beberapa ilmu pembantu sanggup memdiberikan  bahan-bahan untuk memahami masing-masing faktor dengan ludang kecepeh detail yang salah satunya termasuk ilmu biologi yang sama dengan lingkungan siswa (Suwarno, 2006)

Belajar merupakan suatu proses yang menimbulkan terjadinya suatu perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laris atau kecakapan. Berhasil atau tidaknya proses pendidikan atau kegiatan berguru mengajar banyak dipengaruhi oleh banyak sekali faktor diantaranya : (1) Kemampuan guru dalam memdiberikan pelajaran termasuk di dalamnya penggunaan alat bantu dan pemilihan metode yang sempurna serta pendekatan yang dipergunakan di dalam mengajar, (2) Kemampuan guru dalam disiplin pribadi anak secara eksklusif akan memdiberikan pengalaman yang kongkrit serta motivasi belajar untuk mempertinggi daya serap dan harapan siswa untuk menjadi biasa di dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

Pembelajaran IPA masih didominasi oleh penggunaan metode ceramah dan kegiatannya ludang kecepeh berpusat pada guru. Aktivitas siswa sanggup dikatakan hanya mendengarkan klarifikasi guru dan mencatat hal-hal yang dianggap penting. Guru menjelaskan IPA lainnya sebatas produk dan sedikit proses. Salah satu penyebabnya yakni padatnya materi yang harus dibahas dan diselesaikan berdasarkan kurikulum yang berlaku. Padahal dalam pembahasan IPA tidak cukup hanya menekankan pada produk, tetapi yang ludang kecepeh penting yakni proses untuk pertanda atau mendapat suatu teori atau aturan (Bambang, 1998).

Berdasarkan hasil observasi awal (20 Maret 2009) dan wawancara dengan guru kelas VII.C mata pelajaran IPA Biologi (Misban, S.Pd) SMPN 4 Praya menyampaikan bahwa guru masih menerapkan pembelajaran konvensional atau tradisional yang masih diterapkan dari zaman lampau menyerupai metode ceramah, penugasan dan latihan. Pembelajaran konvensional yakni pembelajaran yang dilaksanakan di kelas secara langsung, dalam pembelajaran ini siswa cendrung bersikap pasif, sedangkan guru cendrung berperan lebih banyak didominasi (Hamalik, 2003).

Di sisi lain guru masih banyak memakai metode berguru yang belum mengaktifkan siswa secara penuh, salah satunya yakni metode ceramah. Dari hasil ulangan yang diperoleh siswa kelas VII.A hingga dengan VII.C Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Praya semester I tahun anutan 2008/2009 sanggup dilihat pada tabel diberikut.
Tabel 1.1 : Nilai rata-rata hasil ulangan mata pelajaran Biologi Semester I siswa kelas VII A hingga dengan VII C SMPN 4 Praya Tahun Pelajaran 2008/2009


Kelas
Nilai rata-rata
Ketuntasan Klasikal Maksimum 
VII.A
VII.B
VII.C
6,7
6,6
5,3
6,5
6,5
6,5

Sumber :   Daftar skor rata-rata hasil ulangan pada mata pelajaran IPA Biologi semester I siswa kelas VII SMPN 4 Praya Tahun Pelajaran 2008/2009 (Dikutip tanggal, 20 Maret 2009)

Dari data di atas sanggup diperhatikan bahwa skor rata-rata siswa masih sangat rendah. Untuk itu sudah sepatutnya hal ini mendapat perhatian yang serius. Salah satu upaya yang dilakukan yakni mencari pendekatan yang baik dalam mengajar yang bisa mengajak siswa ludang kecepeh aktif dalam kegiatan berguru serta melatih siswa untuk banyak berguru secara berkelompok (kooperatif).

Dalam mengajarkan suatu mata pelajaran contohnya pelajaran biologi dibutuhkan strategi, pendekatan dan model berguru mengajar yang sesuai, oleh alasannya itu guru hendaknya menentukan metode yang sempurna guna mempergampang pencapaian tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan (Djamarah, 2002).

Bertitik tolak dari uraian di atas maka penulis tertarik untuk melaksanakan penelitian dengan judul : Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Team Game Turnament (TGT) dalam Meningkatkan Aktivitas berguru dan pencapaian KKM kelas VII.C Pada Mata Pelajaran Biologi di Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Praya Tahun Pelajaran 2009/2010


B.     Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian singkat latar belakang di atas, maka rumusan problem dalam penelitian ini yakni : Apakah penerapan pembelajaran kooperatif tipe Team Game Tournament (TGT) sanggup meningkatkan acara berguru dan pencapaian KKM pada siswa kelas VII.C Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Praya Tahun Pelajaran 2009/2010?


C.     Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yakni : Untuk menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Team Game Turnamet (TGT) dalam rangka meningkatkan acara berguru dan pencapai KKM siswa di kelas VII.C pada mata pelajaran Biologi di Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Praya Tahun Pelajaran 2009/2010.


D.     Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dibutuhkan dari hasil penelitian ini yaitu: 

a).    Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dibutuhkan sanggup menambah khasanah ilmu pengetahuan dan memdiberi gosip perihal upaya peningkatan acara berguru dan KKM pada mata pelajaran biologi siswa kelas VII.C Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Praya Tahun Pelajaran 2009/2010.

b).    Manfaat Praktis

  • Bagi Guru
Dari hasil penelitian ini dibutuhkan sanggup memdiberikan masukan kepada guru biologi pada umumnya dan khususnya guru biologi Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Praya bahwa pendekatan Team Game Tournament (TGT) dalam 

  • Bagi siswa
Pelaksanaan penelitian ini akan sanggup menciptakan siswa ludang kecepeh berperan aktif dan ludang kecepeh terampil dalam berguru serta sanggup merangsang kemampuan berfikir siswa dalam memecahkan problem sehingga sanggup memperoleh hasil sesuai dengan yang dibutuhkan dalam upaya membuatkan pengetahuan.

  •  Bagi Peneliti
Diharapkan sanggup manambah wawasan perihal model-model pembelajaran yang nantinya sanggup menciptakan pembelajaran biologi menjadi menarik bagi siswa.

  • Bagi forum pendidikan
Dari hasil penelitian ini dibutuhkan sanggup menjadi masukan untuk mengambil kudang kecepejakan di dalam meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.


E.  Definisi Operasional

Untuk menghindari pengertian yang bias perihal istilah kata yang dipakai dalam judul penelitian ini, maka perlu klarifikasi ludang kecepeh rinci perihal istilah kata-kata tersebut sebagai diberikut:


1. Pembelajaran kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang dicirikan oleh struktur tugas, tujuan, dan penghargaan kooperatif. Siswa bekerja dalam situasi pembelajaran kooperatif didorong atau dikehendaki untuk berhubungan pada suatu kiprah dan mereka harus mengkoordinasi usahanya menuntaskan tugasnya (Ibrahim, 2000)

Sedangkan berdasarkan Isjoni (2007) menyampaikan bahwa pembelajaran kooperatif yakni suatu model pembelajaran yang ketika ini banyak dipakai untuk mewujudkan kegiatan berguru mengajar yang berpusat pada siswa (student oriented), terutama untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa yang tidak sanggup bekerja sama, siswa yang berangasan dan tidak peduli pada siswa lain.

Makara yang dimaksud dengan pembelajaran kooperatif dalam penelitian ini yakni suatu model pembelajaran yang sanggup dipakai dalam meningkatkan acara siswa dalam berguru atau bekerja sama dengan teman kelompoknya masing-masing.

2.    Tipe Team Game Turnamet (TGT)

Team Game Turnamet (TGT) merupakan jenis pembelajaran yang berkaitan dengan STAD. Dalam pembelajaran ini siswa berguru dalam kelompok-kelompok kecil yang beranggotakan 4 hingga dengan 5 orang yang mempunyai kemampuan dan latar belakang yang berbeda untuk mencapai acara belajar. Dalam Team Game Turnamet (TGT) siswa memainkan permainan dengan anggota tim lain untuk memperoleh perhiasan poin pada skor tim mereka (Slavin, 1998).

Makara yang dimaksud dengan Team Game Turnamet (TGT) dalam penelitian ini yakni salah satu jenis pembelajaran kelompok yang mengelompokkan siswa antara 4 hingga dengan 5 orang siswa yang mempunyai kemampuan yang berbeda-beda dalam hal mengerjakan banyak sekali jenis kiprah kelompok contohnya dalam berdiskusi, mengeluarkan pendapat.

3.    Aktivitas belajar

Aktivitas berasal dari kata aktif yang artinya giat, bergerak terus (Santoso, 2006). Sedangkan acara berguru berasal dari kata aktif dan berguru yang artinya suatu acara geraknya acara dalam kegiatan berguru mengajar. Bila siswa telah mempunyai acara yang tinggi, maka guru akan ludang kecepeh bahagia mengajar dan suasana mengajar ludang kecepeh baik (Hamalik, 2003).

Berdasarkan pendapat di atas maka sanggup disimpulkan bahwa acara berguru merupakan suatu acara yang dilakukan oleh siswa pada ketika proses berguru mengajar di dalam kelas untuk menentukan berhasil atau tidaknya kegiatan berguru mengajar.

4.    Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yakni salah satu prinsip pada Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang memakai teladan kriteria. KKM harus ditetapkan sebelum awal tahun anutan dimulai (Depdiknas, 2008).

Makara yang dimaksud dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dalam penelitian ini yakni salah satu cara menentukan kriteria ketuntasan berguru siswa secara minimal yang diterapkan dengan memakai teladan kriteria tersendiri yang terdiri dari 6,00.


F.       Lingkup penelitian 

Pembatasan lingkup penelitian bertujuan untuk membatasi dan memperlancar proses pengaplikasian penelitian.


1.    Lokasi penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Praya Tahun Pelajaran 2009/2010.

2.    Subjek penelitian

Yang menjadi subjek penelitian ini yakni siswa kelas VII.C Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Praya tahun pelajaran 2009/2010.

 3.    Objek penelitian

Yang menjadi objek penelitian yakni pembelajaran kooperatif tipe Team Game Turnament (TGT) dalam meningkat acara berguru siswa dan KKM siswa kelas VII.C Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Praya pada bidang studi biologi.


Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Game Turnament (Tgt) Dalam Meningkatkan Aktivitas Belajar Dan Pencapaian KKM Pada Mata Pelajaran 
Advertisement

Iklan Sidebar