Makalah Pengetahuan Lingkungan BAB I
PENDAHULUAN
Pengling merupakan pengetahuan yang mengkaji korelasi makhluk hidup dengan lingkungannya dalam hubungannya dengan akhir kehidupan insan serta berupaya untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup.
Sementara ada pakar yang memasukkan pengetahuan lingkungan ini ke dalam lingkup ilmu pengetahuan (science) namun ada pula yang memasukkan ke dalam lingkup pengetahuan (knowledge), masing-masing mempunyai alasan tersendiri.
Sebagaimana diketahui, ilmu pengetahuan yaitu suatu acara mencari kebenaran dengan objek tertentu yang nyata dengan bidang kajian yang khas yang mempunyai metod ilmiah yang sistematis, obyektif, konsisten dan berlaku umum/universal. Sedangkan pengetahuan yaitu pencarian kebenaran menurut pengalaman dan bidang kajian yang belum terang serta belum memakai metode yang sistematis, cenderung subyektif dan kurang konsisten. Pengetahuan juga sanggup melalui intuisi, prasangka dan trial and error. Pada acara yang tiruanla digolongkan pengetahuan dimasukkan ke dalam acara ilmiah.
Ruang lingkup pengling mencakup segala permasalahan yang melingkupi umat insan yang terdiri dari lingkungan biotik, abiotik, sosial, budaya, ekonomi dan sebagainya. Menurut St. Munajat Danu Saputra dalam Darsono, lingkungan yaitu tiruana benda dan kondisi termasuk di dalamnya insan dan tingkat perbuatannya, yang terdapat dalam ruang dimana insan berada dan mensugesti kelangsungan hidup serta kesejahteraan insan dan jasad hidup lainnya.
B. Tujuan Umum
Tujuan dilaksanakan praktikum ini yaitu untuk kepentingan mahasiswa itu sendiri dalam mempelajari ilmu pengetahuan lingkungan. Tujuan ini juga dilaksanakan sebagai latihan untuk memperdalam ilmu, melatih, membina para mahasiswa atau para praktian biar bisa bekerja dengan baik dan bertanggungjawaban sehingga nanti memperoleh citra perihal dilema yang akan tiba sesuai dengan tuntutan kiprah yang didiberikan kepadanya dan sesuai dengan disiplin ilmu yang dimilikinya.
C. Manfaat Praktikum
- Untuk mengetahui kondisi di Pantai Induk
- Untuk mengetahui cacing sebagai indikator dalam dekomposisi tanah
D. Pelaksanaan
1. Hari/Tanggal
Pelaksanaan praktikum pada hari Minggu, 10 Mei 2009.
2. Tempat
Pantai Induk Desa Kebun Ayu Kecamatan Gerung.
A. Acara I (Populasi Dekomposer)
Ketergantungan komponen abiotik terhadap biotik
Cacing tanah akan menciptakan sarang berupa liang atau lubang di dalam tanah. Sehingga akan terisi udara yang mempunyai kegunaan bagi pernafasan akar. Cacing tanah juga memasukkan daun-daun flora ke dalam liangnya yang pada hasilnya membusuk dan membentuk humus yang menyuburkan tanah.
Kita sanggup mencermati imbas komponen biotik terhadap komponen abiotik dalam cakupan yang ludang keringh luas dengan mengamati keberadaan air dan iklim di sekitar hutan akar-akar flora dan sanggup menahan air hujan sehingga air tidak terlalu cepat mengalir ke laut. Akar flora juga mencegah terjadinya abrasi dan tanah longsor.
Dekomposer (pengurai)
Dekomposer yaitu organisasi yang menguraikan sisa-sisa badan makhluk hidup yang telah mati ataupun kotoran makhluk hidup menjadi unsur-unsur yang ludang keringh sederhana, pengurai bisa mengubah makhluk hidup menjadi zat-zat anorganik, selanjutnya zat-zat anorganik di dalam tanah yang disebut juga unsur-unsur hara tersebut dipakai oleh flora untuk membentuk zat-zat makanan.
Semua makhluk hidup pada hasilnya akan mati. Bangkai fauna dan sisa-sisa kepingan badan flora yang mati akan membentuk sampah, dan sampah-sampah tersebut akan terurai menjadi bagian-bagian yang sangat kecil berupa unsur-unsur sederhana yangmeresap ke dalam tanah dan sanggup diserap oleh tumbhan. Proses ini berlangsung lantaran adanya organisme mengurai.
Penguraian atau dekomposer membusukkan atau menguraikan sisa-sisa makhluk hidup lainnya. Aktivitas pengurai menghasilkan bahan-bahan anorganik yaitu mineral-mineral yang sangat diharapkan oleh flora hijau atau produsen saling ketergantungan antara produsen, konsumen dan pengurai sanggup digambarkan sebagai diberikut:
B. Acara II (Ekosistem)
Komponen penyusun ekosistem
Ekosistem tersusun atas 2 komponen yaitu biotik dan abiotik.
1. Komponen biotik
Yaitu lingkungan yang terdiri dari komponen-komponen hidup/makhluk hidup menyerupai tumbuhan, fauna, mikroorganisme dan insan baik yang bersifat benalu ataupun suprofit.
Biotik dibedakan menjadi 3 kelompok yaitu:
b) Karnivora yaitu fauna pemakan daging rujukan harimau dan serigala.
c) Omnivora yaitu hean pemakan segala-galanya rujukan manusia.
Adalah tiruana faktor penyusun ekosistem yang terdiri dari benda-benda mati, rujukan oksigen, kelembaban, suhu, air, cahaya matahari dan pH tanah dan garam mineral.
Interaksi dalam ekosistem
Dalam ekosistem ada interaksi atau korelasi timbal balik antara komponen yang satu dengan lainnya. Jenis-jenis interaksi antara lain:
1. Hubungan interaksi antara individu dalam populasi
Hubungan yang terjadi antara individu dalam satu jenis disebut intraspesifik.
2. Hubungan antara individu dalam komunitas
Hubungan antara individu yang berbeda jenis dan berbeda populasi disebut korelasi intraspesifik.
Interaksi yang terjadi antara lain:
b) jenis-jenis flora yang tumbuh di sekitar ekosistem yang terganggu
c) kecepatan pemencaran biji atau benih dalam eksistem
d) iklim
e) jenis substrak gres yang terbentuk
Ekosistem air tawar
Ciri-cirinya suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya kurang dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Tumbuhan terbanyak yaitu jenis ganggang hampir tiruana filum fauna terdapat dalam ekosistem air tawar.
a) Danau
Daerah sanggup ditembus cahaya matahari sehingga terjadi fotosintesis disebut tempat fotik. Dan tempat yang tidak tembus cahaya disebut apotik.
Danau dibagi menjadi empat yaitu:
b) Sungai
Air sungai yang mengalir deras tidak mendukung kekerabatan komunitas plankton. Komposisi komunitas fauna juga berbeda antara sungai, anak sungai, dan hilir. Organisme sungai sanggup bertahan tidak terbawa arus lantaran mengalami penyesuaian evolusioner.
C. Acara III (Vegetasi Pinggir Pantai)
a. Ekosistem air laut
Ekosistem air maritim dibedakan menjadi:
Daerah ini dihuni oleh ganggang, porfera, anemon laut, remis dan kerang dan sebagainya. Komunitas flora berturut-turut dari tempat pasang surut ke daerah. Dapat dibedakan sebagai diberikut:
A. Jenis Praktikum
Jenis eksplorasi yaitu jenis penelitian yang obyek penelitiannya sudah tersedia di alam secara langsung.
B. Instrumen
1. Alat
Untuk program I : Populasi dekomposer
Untuk program II : Ekosistem kolam dan sawah
Untuk program III : Analisis vegetasi pinggir pantai
Untuk program I : Populasi dekomposer
Kalium pemangat atau air sabun/deterjen yang pekat
Untuk program II : Ekosistem kolam dan sawah
Petunjuk pengenalan taksonomi yang terang flora dan fauna.
Untuk program III : Analisis vegetasi pinggir pantai
A. Hasil Pengamatan
1. Acara I
Tabel
B. Tujuan Umum
Tujuan dilaksanakan praktikum ini yaitu untuk kepentingan mahasiswa itu sendiri dalam mempelajari ilmu pengetahuan lingkungan. Tujuan ini juga dilaksanakan sebagai latihan untuk memperdalam ilmu, melatih, membina para mahasiswa atau para praktian biar bisa bekerja dengan baik dan bertanggungjawaban sehingga nanti memperoleh citra perihal dilema yang akan tiba sesuai dengan tuntutan kiprah yang didiberikan kepadanya dan sesuai dengan disiplin ilmu yang dimilikinya.
C. Manfaat Praktikum
- Untuk mengetahui kondisi di Pantai Induk
- Untuk mengetahui cacing sebagai indikator dalam dekomposisi tanah
D. Pelaksanaan
1. Hari/Tanggal
Pelaksanaan praktikum pada hari Minggu, 10 Mei 2009.
2. Tempat
Pantai Induk Desa Kebun Ayu Kecamatan Gerung.
BAB II
KAJIAN TEORI
KAJIAN TEORI
A. Acara I (Populasi Dekomposer)
Ketergantungan komponen abiotik terhadap biotik
Cacing tanah akan menciptakan sarang berupa liang atau lubang di dalam tanah. Sehingga akan terisi udara yang mempunyai kegunaan bagi pernafasan akar. Cacing tanah juga memasukkan daun-daun flora ke dalam liangnya yang pada hasilnya membusuk dan membentuk humus yang menyuburkan tanah.
Kita sanggup mencermati imbas komponen biotik terhadap komponen abiotik dalam cakupan yang ludang keringh luas dengan mengamati keberadaan air dan iklim di sekitar hutan akar-akar flora dan sanggup menahan air hujan sehingga air tidak terlalu cepat mengalir ke laut. Akar flora juga mencegah terjadinya abrasi dan tanah longsor.
Dekomposer (pengurai)
Dekomposer yaitu organisasi yang menguraikan sisa-sisa badan makhluk hidup yang telah mati ataupun kotoran makhluk hidup menjadi unsur-unsur yang ludang keringh sederhana, pengurai bisa mengubah makhluk hidup menjadi zat-zat anorganik, selanjutnya zat-zat anorganik di dalam tanah yang disebut juga unsur-unsur hara tersebut dipakai oleh flora untuk membentuk zat-zat makanan.
Semua makhluk hidup pada hasilnya akan mati. Bangkai fauna dan sisa-sisa kepingan badan flora yang mati akan membentuk sampah, dan sampah-sampah tersebut akan terurai menjadi bagian-bagian yang sangat kecil berupa unsur-unsur sederhana yangmeresap ke dalam tanah dan sanggup diserap oleh tumbhan. Proses ini berlangsung lantaran adanya organisme mengurai.
Penguraian atau dekomposer membusukkan atau menguraikan sisa-sisa makhluk hidup lainnya. Aktivitas pengurai menghasilkan bahan-bahan anorganik yaitu mineral-mineral yang sangat diharapkan oleh flora hijau atau produsen saling ketergantungan antara produsen, konsumen dan pengurai sanggup digambarkan sebagai diberikut:
B. Acara II (Ekosistem)
Komponen penyusun ekosistem
Ekosistem tersusun atas 2 komponen yaitu biotik dan abiotik.
1. Komponen biotik
Yaitu lingkungan yang terdiri dari komponen-komponen hidup/makhluk hidup menyerupai tumbuhan, fauna, mikroorganisme dan insan baik yang bersifat benalu ataupun suprofit.
Biotik dibedakan menjadi 3 kelompok yaitu:
- Produsen Yaitu organism yang bisa mensintesis kuliner atau zat organik sendiri dari zat organik/ bersifat autrotof menyerupai flora hijau yang mempunyai klorofil atau zat hijau daun dengan sinar matahari bisa melaksanakan fotosintesis.
- Konsumen, Semua organisme yang termasuk konsumen bersifat heterotrof lantaran tidak bisa mensitensis zat organik sendiri. Konsumen menggantungkan hidupnya pada zat organik yang dihasilkan oleh produsen. Produsen terdiri atas:
b) Karnivora yaitu fauna pemakan daging rujukan harimau dan serigala.
c) Omnivora yaitu hean pemakan segala-galanya rujukan manusia.
- Pengurai/ dekomposer, Merupakan organisme yang menguraikan materi organik yang berasal dari organisme yang telah mati. Organisme mengurai yaitu jamur dan bakteri.
Adalah tiruana faktor penyusun ekosistem yang terdiri dari benda-benda mati, rujukan oksigen, kelembaban, suhu, air, cahaya matahari dan pH tanah dan garam mineral.
- Oksigen
- Kelembaban dan suhu, mensugesti keberadaan suhu organisme dan kuat terhadap hilangnya air yang terjadi melalui penguapan. Setiap organism mempunyai toleransi berbeda-beda terhadap suhu dan kelembaban, suhu terendah yang masih memungkinkan organisme hidup disebut suhu minimum, suhu yang paling sesuai dengan mendukung kehidupan disebut suhu maksimum.
- Air dan mineral, Air merupakan penyusun badan setiap makhluk hidup. Sebagian besar badan tersusun oleh air, fungsi air dalam badan yaitu sebagai zat pelarut dalam badan serta membantu metabolisme tubuh.
- Cahaya matahari merupakan sumber energi dari tiruana makhluk hidup.
- pH tanah, flora hanya sanggup atau netrat (pH 7) apabila tanah terlalu asam dan basa, pertumbuhan akan terganggu.
Interaksi dalam ekosistem
Dalam ekosistem ada interaksi atau korelasi timbal balik antara komponen yang satu dengan lainnya. Jenis-jenis interaksi antara lain:
1. Hubungan interaksi antara individu dalam populasi
Hubungan yang terjadi antara individu dalam satu jenis disebut intraspesifik.
2. Hubungan antara individu dalam komunitas
Hubungan antara individu yang berbeda jenis dan berbeda populasi disebut korelasi intraspesifik.
Interaksi yang terjadi antara lain:
- Simbiosis mutualisme yaitu interaksi antara organisme yang saling menguntungkan menyerupai kupu-kupu dengan tumbuhan berbunga.
- Simbiosis parasitisme yaitu interaksi antara organisme yang saling merugikan rujukan benda dengan tumbuhan inangnya.
- Simbiosis komensiolisme yaitu interaksi antara organisme yang satu diuntungkan dan yang satu tidak dirugikan rujukan bunga anggrek dengan pohon yang ditumpanginya.
- Kompetisi yaitu jenis interaksi antara organisme yang saling bersaing untuk sanggup bertahan hidup rujukan tumbuhan padi dengan gulam.
- Netralisme yaitu interaksi antar individu yang saling lepas atau tidak saling mempengaruhi.
- Predatorisme yaitu interaksi antar organisme dimana yang satu memakan yang lain rujukan kucing dan tikus, harimau dan rusa.
- Faktor yang mensugesti suksesi, yaitu:
b) jenis-jenis flora yang tumbuh di sekitar ekosistem yang terganggu
c) kecepatan pemencaran biji atau benih dalam eksistem
d) iklim
e) jenis substrak gres yang terbentuk
Ekosistem air tawar
Ciri-cirinya suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya kurang dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Tumbuhan terbanyak yaitu jenis ganggang hampir tiruana filum fauna terdapat dalam ekosistem air tawar.
a) Danau
Daerah sanggup ditembus cahaya matahari sehingga terjadi fotosintesis disebut tempat fotik. Dan tempat yang tidak tembus cahaya disebut apotik.
Danau dibagi menjadi empat yaitu:
- Danau lokal, komunitas organisme sangat bermacam-macam termasuk jenis ganggang, siput dan remis, serangga, crustacea, ikan, ampibi reptilia air, dan semi air menyerupai kura-kura dan ular, itik, dan belibis dan lainnya.
- Daerah limnetik dihuni oleh banyak sekali organisme menyerupai sitoplankton, ganggang dan sianobakteri, zooplankton yang sebagian besar termasuk retifera dan udang.
- Daerah profundal, merupakan tempat yang dalam yaitu tempat apotik danau. Danau ini dihuni oleh cacing dan mikroba.
- Daerah bentik merupakan tempat terdapatnya bentos dan sisa-sisa organisme mati.
b) Sungai
Air sungai yang mengalir deras tidak mendukung kekerabatan komunitas plankton. Komposisi komunitas fauna juga berbeda antara sungai, anak sungai, dan hilir. Organisme sungai sanggup bertahan tidak terbawa arus lantaran mengalami penyesuaian evolusioner.
C. Acara III (Vegetasi Pinggir Pantai)
a. Ekosistem air laut
Ekosistem air maritim dibedakan menjadi:
- Laut, Habitat maritim (oseanik) ditandai dengan salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan ion cl mencapai 55% terutama di tempat maritim tropik, lantaran suhunya tinggi dan penguapan besar, di tempat tropik, suhu maritim sekitar 25%.
- Pantai, Ekosistem pantai dipengaruhi oleh siklus harian pasang surut air laut. Organisme yang hidup di pantai mempunyai penyesuaian struktural sehingga sanggup menempel erat di substrat kerap.
Daerah ini dihuni oleh ganggang, porfera, anemon laut, remis dan kerang dan sebagainya. Komunitas flora berturut-turut dari tempat pasang surut ke daerah. Dapat dibedakan sebagai diberikut:
- Komunitas pas caprap
- Formasi baringtonia
- Estuari (muara)
- Trumbu karang
BAB III
METODE PRAKTIKUM
METODE PRAKTIKUM
A. Jenis Praktikum
Jenis eksplorasi yaitu jenis penelitian yang obyek penelitiannya sudah tersedia di alam secara langsung.
B. Instrumen
1. Alat
Untuk program I : Populasi dekomposer
- Pinset
- Penggaris/meteran
- Sapu lidi
- Alat tulis menulis
- Ember
- Cangkul
- Kantong plastik (untuk koleksi) ukuran 55 x 45 cm
- Alat tidak seimbangan
- Tali plastik
Untuk program II : Ekosistem kolam dan sawah
- Lokasi kolam atau sawah
- Kantong plastik (alat koleksi)
- Alat tulis menulis
Untuk program III : Analisis vegetasi pinggir pantai
- Meteran
- Tali rapia
- Gunting
- Kantong plastik
- Patokan
- Kunci identifikasi tumbuhan
Untuk program I : Populasi dekomposer
Kalium pemangat atau air sabun/deterjen yang pekat
Untuk program II : Ekosistem kolam dan sawah
Petunjuk pengenalan taksonomi yang terang flora dan fauna.
Untuk program III : Analisis vegetasi pinggir pantai
- Tali rapia
- Alat tulis menulis
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Acara I
Tabel
Tabel I : Pengamatan Ekosistem Kolam
Tabel II : Pengamatan Ekosistem Kolam
B. Pembahasan
Deskripsi Acara I
Pada cacing (Lumbricus terestis) hidup di dua tempat yaitu di tempat yang kering dan di tempat yang basah. Perbedaan berat antara cacing pada tempat yang berair dengan cacing di tempat yang kering sangatlah berbeda, hal yang mensugesti ini yaitu unsur hara yang ludang keringh banyak di tempat yang berair daripada tempat yang kering. Perbedaan warna disebaban oleh zat warna hitam yang disebut berair disebabkan lantaran banyaknya unsur hara pada tempat tersebut.
Reproduksi seksual pada cacing disebabkan oleh masaknya sel telur dan ovum tidak sama mempunyai dua aat kelamin/ hemoprodik cacing pada tempat kering. Cacing yang didapatkan mempunyai warna merah agak kecoklatan, hal tersebut ini salah satu unsur dekomposisi sedangkan cacing pada tempat basah, cacing yang didapatkan pada tempat berair ludang keringh banyak bentuknya berbeda-beda, yang besar/ gemuk, ada yang kurus/ kecil dan mempunyai beberapa jenis warna yang berbeda; ada yang merah, coklat dan hitam.
Deskripsi Acara II
Ekosistem yaitu korelasi timbal balik antara organisme dengan lingkungan di sekitar. Dalam pengamatan tersebut terdapat komponen biotik dan abiotik. Adapun komponen biotik misanya padi, rumput, kodok, keong mas, dan lain sebagainya, sedangkan komponen abiotik contohnya batu, tanah, air, udara, dan sebagainya.
Deskripsi Acara III
Vegetasi pinggir pantai didominasi oleh flora yang menjalar yang termasuk dalam jenis mana dan banyak juga terdapat semak, sedangkan pohon yang tinggi menyerupai pardu, sangatlah jarang. Bentuk daunnya kecil-kecil ini disebabkan untuk mengurangi penguapan yang terlalu tinggi, serta struktur tanah yang berpasir. Hal ini dipengaruhi oleh salinitas dan sanggup menyebabkan flora dengan ciri pohon maupun pardu kurang, dan flora pinggir pantai cenderung pendek.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil praktikum disini kami sanggup menarik kesimpulan sebagai diberikut;
- Dalam kehidupan di dunia dekomposer atau pengurai sangatlah penting, alasannya dekomposer adaah salah satu penyebab kerindangan tanah.
- Suatu ekosistem disusun oleh komponen yang terdiri dari makhluk hidup atua komponen biotik dan komponen yang terdiri dari benda mati atau komponen abiotik.
- Semakin jauh dari pantai kadar garamnya semakin sedikit maka semakin banyak perhiasan hidup dan semakin erat korelasi kekerabatannya dengan pantai kadar garamnya semakin tinggi kuliner flora yang hidup semakin sedikit.
B. Saran
Apabila laporan praktikum ini jauh dari kesempurnaan maka mohon kepada dosen dan ajun sanggup memdiberikan bimbingan biar pembuatan yang akan tiba sanggup ludang keringh baik dan sempurna. Dan praktikan mengucapkan banyak-banyak terima kasih atas segala bimbingan di dalam melaksanakan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2002. Biologi X SMA/ MA.
Tim Penyusun. 1994. Gita SMU Biologi. PT Pabelan. Surakarta.
Tim Penyusun. 2007. Rangkuman Kuliah Biologi Umum FPMIPA. IKIP Mataram.
Sunarto dkk. 2002. IPA Biologi I. PT Tiga Serangkai. Solo.
Syamsuri I dan Winarno R. 1993. Pengetahuan Lingkungan. Depdikbud. IKIP Malang.
Darsono V. 1995. Pengantar Ilmu Lingkungan. Universitas Atma Jaya. Yogyakarta.
Advertisement