-->

Info Populer 2022

Penerapan Pembelajaran Berbasis Duduk Masalah Dalam Peningkatan Ketuntasan Mencar Ilmu Siswa Mata Pelajaran Matematika

Penerapan Pembelajaran Berbasis Duduk Masalah Dalam Peningkatan Ketuntasan Mencar Ilmu Siswa Mata Pelajaran Matematika
Penerapan Pembelajaran Berbasis Duduk Masalah Dalam Peningkatan Ketuntasan Mencar Ilmu Siswa Mata Pelajaran Matematika
Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah Dalam Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa Mata Pelajaran Matematika
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Konteks Kajian

Di zaman modern ini pendidikan memegang peranan penting dalam membuat generasi-generasi bangsa yang bisa mengimbangi laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pendidikan merupakan salah satu penentu maju mengundurkan diri nya peradaban suatu bangsa. Mengingat hal tersebut maka seharusnya pendidikan bisa memmemberikankan kontribusinya secara optimal dalam melahirkan generasi-generasi penerus bangsa yang bermutu dan berkharisma, baik  penguasaan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi maupun dalam keyakinan dan takwa, ibarat apa yang diamanatkan oleh UUD 1945. Tujuan Pendidikan Nasional  ibarat yang tercantum dalam Undang-Undang No.2 Tahun 1989 adalah:
Mencerdaskan kehidupan bangsa dan membuatkan insan indonesia seutuhnya, yaitu manusia  yang memberikanman terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur, mempunyai pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan berdikari serta rasa tanggung tpendapat kemasyarakatan.

Salah satu bentuk wujud faktual untuk mencapai keinginan bangsa tersebut ialah adanya lembaga-lembaga pendidikan formal. Pendidikan sekolah merupakan salah satu bentuk pendidikan  formal yang diselenggarakan dalam bentuk acara pembelajaran yang bersiklus dan sistematis. Tetapi tidak jarang lembaga-lembaga pendidikan formal belum bisa menghasilkan generasi-generasi bangsa yang bermutu dan berkharisma, ini disebabkan oleh banyaknya permasalahan-permasalahan dalam dunia pendidikan yang belum bisa ditanggulangi oleh pemerintah.

Salah satu permasalahn pendidikan di lingkungan sekolah yang secara pribadi berhadapan dengan siswa ialah pembelajaran.  Rendahnya kualitas pembelajaran berberesiko pada rendahnya kualitas sumber daya insan yang dihasilkan baik secara kuantitas maupun kualitas. Untuk membuat pembelajaran yang bermutu dan berkharisma memang bukan pekerjaan yang gampang. Dibutuhkan janji dan kerjasama yang baik antara elemen-elemen yang terlibat di dalamnya.

Salah satu elemen yang paling berperan dalam acara pembelajaran ialah guru. Guru memegang posisi sentral dan menjadi ujung tombak dalam acara pembelajaran. Sehingga berhasilnya tidaknya suatu acara pembelajaran sangat ditentukan oleh guru. Sehingga masuk akal hampir sebagian besar kudang kecepejakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, diarahkan dulu pada upaya peningkatan kemampuan dan kualitas guru sebagai tenaga pengajar.
Guru ialah unsur manusiawi dalam pendidikan, guru ialah figur insan yang menikut mencicipi posisi dan memegang peranan penting dalam pendidikan. Knorma dan sopan santun tiruana orang mempersoalkan problem dunia pendidikan formal di sekolah. Hal itu tidak sanggup disangkal, lantaran forum pendidikan formal ialah dunia kehidupan guru.

Oleh lantaran itu, dalam rangka membuat pembelajaran yang bermutu dan berkharisma dibutuhkan kesanggupan guru untuk mau membuatkan model-model pembelajarannya sesuai dengan karakteristik  siswa yang dihadapi, juga dituntut adanya kreatifitas dan kecerdasan guru yang tinggi untuk mengciptaankan sumber-sumber pembelajaran yang ada dan memanfaatkannya secara proporsional, sehingga sanggup meningkatkan prestasi siswa dalam pembelajaran.

Salah satu disiplin ilmu yang  diajarkan di sekolah ialah matematika. Di setiap tingkat atau jenjang pendidikan baik di SD (SD), SMP (SMP), maupun di Sekolah Menengah Atas (SMA), matematika merupakan mata pelajaran yang wajib diajarkan. Apalagai mengacu pada Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional yang berlaku pada dikala ini. 
Mata pelajaran matematika termasuk pada mata pelajaran yang diujikan secara nasional. Sehingga konsekuensinya bagi siswa, kalau tidak lulus mata pelajaran matematika di ujian simpulan nasional pada jenjang pendidikannya maka siswa tersebut tidak berhak melanjutkan pada jenjang pendidikan yang ada di atasnya.

Begitu juga pada SMP (SMP), mata pelajaran matematika merupakan prasyarat untuk melanjutkan pada Sekolah Menengah Atas (SMA). Atas dasar tersebut maka pembelajaran matematika yang bermutu dan berkharisma harus bisa diciptakan sehingga siswa tidak lagi menganggap matematika sebagai mata pelajaran yang angker dan persentase angka kelulusan terus sanggup ditingkatkan.

Tujuan pembelajaran matematika pada SMP (SMP) menurut Standar Kompetensi yang ditetapkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 Tanggal 23 Mei 2006, adalah:
  1.  Memahami konsep bilangan real, operasi hitung dan sifat-sifatnya (komutatif, asosiatif, distributif), barisan bilangan, serta pennggunaannya dalam pemecahan masalah.
  2. Memahami konsep aljabar: bentuk aljabar dan unsur-unsurnya, persamaan dan tidak persamaan dan pertidaksamaan linear serta pennyelesaiannya, himpunan dan operasinya, relasi, fungsi dan grafiknya, serta persamaan linear dan penyelasaiannya, serta menggunakannya dalam pemecahan masalah.
  3. Memahami bangun-bangun geometri, unsur-unsur dan sifat-sifatnya, ukuran dan pengukurannya, meliputi: korelasi antar garis, sudut (melukis dan membagi sudut), dan segi empat, teorema Pythagoras, bulat (garis singgung sekutu, bulat luar dan bulat dalam segitiga dan melukisnya), kubus, balok, prisma, limas dan jenjang-jenjangnya, kesebangunan dan kongruensi, tabung, kerucut, bola, serta menggunakannya dalam pemecahan masalah.
  4. Memahami konsep data, pengumpulandan pengujian data, (dengan tabel, gambar diagram, grafik), rentangan data, rata hitung, modus dan mediadn, serta menerapkannya dalam pemecahan masalah.
  5. Memahami konsep ruang sampel dan peluang kejadian, serta memanfaatkan dalam pemecahan masalah.
  6. Memiliki perilaku menghargai matematika dan kegunaannya dalam kehidupan.
  7. Memiliki kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta mempunyai kemampuan bekerjasama.

Berdasarkan pemaparan di atas, maka diharapkan pada siswa di SMP (SMP) sesudah mencar ilmu matemtika diharapkan bisa memahami konsep atau teori dalam matematika berkenaan dengan materi yang dipelajari dan kemudian bisa berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta mempunyai kemampuan berhubungan dalam upaya memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.

Untuk mencapai tujuan pembelajaran matematika tersebut secara optimal maka mutlak dibutuhkan suatu kudang kecepejakan pembelajaran matematika yang benar-benar bermutu dan berkharisma sehingga siswa terdorong untuk mencar ilmu dan dengan cepat memahami materi-materi yang diajarkan. Apa lagi mengingat bahwa siswa menganggap mata pelajaran matematika merupakan materi pelajaran yang susah dipahami dan dicerna oleh siswa. Tentu ini menjadi tantangan tersendiri bagi seorang guru untuk memmemberikankan pemahaman yang terang perihal matematika sehingga siswa tidak akan takut lagi untuk mencar ilmu matematika, ini hanya sanggup dilakukan dengan membuat sistem pembelajaran matematika yang bermutu dan berkharisma. 
Terlepas dari hal tersebut, seorang sangat menguasai matematika modern mengatakan, “ada lima tahapan yang harus dilalui untuk sanggup memahami matematika, yaitu pengenalan, analisis, pengamatan, deduksi dan seksama.”  Dari pendapat tersebut maka dalam terlaksanakan pembelajaran yang bermutu dan berkharisma, tahapan-tahapan tersebut harus sanggup dilalui dengan baik sehingga tujuan pembelajaran matematika yang diharapkan bisa terwujudkan.

Berdasarkan uraian-uraian tersebut, terang bahwa pembelajaran yang baik merupakan instrumen  inti dalam upaya menyebabkan siswa menjadi insan yang bermutu dan berkharisma baik secara intelektual maupun spiritual. Tetapi tidak jarang lembaga-lembaga pendidikan formal pada suatu wilayah, belum bisa membuat acara pembelajaran yang bermutu dan berkharisma  khususnya dalam pembelajaran matematika.

Bagaimana dengan sebuah kecamatan gres dalam hal pendidikan, khususnya dalam acara pembelajaran matematika pada  SMP (SMP) ?

Dalam bidang pendidikan Kecamatan Wanasaba sudah cukup mapan, hal tersebut terlihat dari banyaknya lembaga-lembaga pendidikan formal atau sekolah, baik sekolah swasta maupun sekolah negeri yang tersebar di wilayah Kecamatan Wanasaba. Dari data yang dimemberikankan oleh Kantor Cabang Dinas Pendidikan (KCD)  Kecamatan Wanasaba, terdapat 19 sekolah TK, SD/MI sebanyak 47 sekolah yang terdiri dari 4 sekolah negeri dan 17 sekolah swasta, SMA/MA sebanyak 12 sekolah yang terdiri dari 2 sekolah negeri dan 10 sekolah swasta. 
Dengan banyaknya sekolah ibarat yang diuraikan, memperlihatkan bahwa Kecamatan Wanasaba telah cukup mapan dalam bidang pendidikan. Namun yang menjadi sorotan kini ialah keberadaan sekolah-sekolah negeri yang berada pada wilayah Kecamatan Wanasaba, khususnya SMP (SMP) Negeri.

Walaupun cukup umur ini sudah tidak begitu jauh perbedaan anatara sekolah negeri dengan sekolah swasta, namun masyarakat banyak yang ludang kecepeh antusias menyekolahkan anak-anaknya di sekolah-sekolah negeri. Dapat disimpulkan bahwa sekolah-sekolah negeri di Kecamatan Wanasaba merupakan sekolah kegemaran bagi para orang renta maupun anak-anaknya.

Tentu sebagai sekolah yang dikegemarankan, sekolah-sekolah tersebut ingin memmemberikankan pembelajaran yang baik dan bermutu dan berkharisma bagi anak didiknya. Terutama dalam pembelajaran matematika, mengingat kebanyakan siswa menganggap bahwa mata pelajaran matematika merupakan pelajaran yang susah dimengerti. 
Untuk menghilangkan persepsi tersebut tentu pembelajaran matematika yang bermutu dan berkharisma menjadi syarat mutlak yang harus diwujudkan. Apalagi sebagai sekolah yang dikegemarankan  masyarakat, maka seharusnya terlaksanakan pembelajaran yang dilakukan menjadi pola dan panutan untuk sekolah-sekolah swsta disekitarnya.

Dari uraian di atas,  peneliti sangat tertarik untuk mengkaji ludang kecepeh dalam terkait dengan pembelajaran matematika di wilayah tersebut sehingga perlu dilakukan sebuah penelitian perihal “ Pembelajaran Matematika Di SMP (SMP) Negeri se-Kecamatan. Wanasaba  Tahun 2008/2009”.
B.    Fokus Penelitian

Untuk mempertegas arah penelitian ini, maka perlu untuk merumuskan permasalahan yang akan menjadi konsentrasi penelitian dalam penelitian ini. Fokus penelitian dalam penelitian ini adalah:
  1. Bagaimana Pembelajaran Matematika Di SMP (SMP) Negeri se-Kecamatan. Wanasaba Tahun 2008/2009 ?
  2. Apa Permasalahan Pembelajaran Matematika Di SMP (SMP) Negeri se-Kecamatan. Wanasaba Tahun 2008/2009 ?
  3. Apa langkah-langkah Mengatasi Permasalahan Pembelajaran Matematika Di SMP (SMP) Negeri se-Kecamatan. Wanasaba Tahun 2008/2009 ?



C.    Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan konsentrasi penelitiain dari penelitian ini, maka tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah:
  1. Mengetahui terlaksanakan Pembelajaran Matematika Di SMP (SMP) Negeri se-Kecamatan. Wanasaba Tahun  2008/2009.
  2. Mengetahui permasalahan Pembelajaran Matematika Di SMP (SMP) Negeri se-Kecamatan. Wanasaba Tahun 2008/2009
  3. Mengetahui langakah-langkah yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan Pembelajaran Matematika Di SMP (SMP) Negeri se-Kecamatan. Wanasaba  Tahun 2008/2009

 Sedangkan manfaat dari hasil penelitian ini secara umum sanggup dilihat dari dua segi yang berbeda, yaitu:

1.    Kegunaan Secara Teoritis
  • Memmemberikankan embel-embel pengetahuan perihal terlaksanakan pembelajaran matematika di lapangan.
  • Memmemberikankan pemahaman perihal terlaksanakan pembelajaran matematika yang bermutu dan berkharisma dan permasalahan-permasalahan yang sering dihadapi knorma dan sopan santun terlaksanakan pembelajaran matematika dan upaya yang dilakukan untuk mengatasinya.

2.    Kegunaan Secara Praktis
  • Diharapkan sebagai materi refleksi bagi guru perihal terlaksanakan pembelajara matematika yang dilakukan selama ini.
  • Sebagai materi masukan dalam rangka memperbaiki sistem pembelajaran matematika di SMP (SMP) Negeri se-Kecamatan. Wanasaba maupun sekolah-sekolah lainnya.
  • Bagi Kepala Sekolah, sanggup dipakai sebagai materi perberat sebelahan dalam mengambil kudang kecepejakan yang terkait dengan pembelajaran matematika di sekolah masing-masing.
  • Bagi peneliti, penelitian ini menjadi guru yang knorma dan sopan santun nanti terjun pribadi sebagai bintang film dalam acara pembelajaran matematika akan menjadi pedoman dalam membuat pembelajaran matematika yang bermutu dan berkharisma.
D.    Ruang Lingkup dan Setting Penelitian

Untuk membatasi cakupan dalam penelitian ini sehingga penelitian yang dilakukan benar-benar konsentrasi pada konteks penelitian dan pada dikala pengumpulan data peneliti mempunyai panduan dalam upaya memperoleh isu atau data  yang dibutuhkan terkait dengan permasalahan yang diteliti. Maka perlu memilih batasan-batasan atau cakupan penelitian.

Penelitian ini dilakukan dalam upaya untuk memperoleh isu terkait dengan pembelajaran matematika di SMP (SMP) Negeri se-Kecamatan. Wanasaba, dari  tahap perencanaannya, terlaksanakannya di dalam kelas, memperbaiki dan permasalahan-permasalahan yang muncul pada dikala pembelajaran matematika di SMP (SMP) Negeri se-Kecamatan. Wanasaba serta upaya-upaya untuk mengatasi permasalahan pembelajaran matematika dalam rangka   meningkatkan kualitas pembelajaran matematika di SMP (SMP) Negeri se-Kecamatan. Wanasaba tahun 2008/2009.

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Wanasaba Kabupaten Lombok Timur. Ada tiga Sekolah Menengah Pertama  (SMP) Negeri yang terdapat di Kecamatan Wanasaba yang akan menjadi objek penelitian. Pertama, SMP Negeri 1 Wanasaba yang berada di perbatasan antara Desa Wanasaba dengan Desa Mamben Daya   tepatnya di Jln. Negara Labuhan Lombok Wanasaba. Kedua, SMP Negeri 2 Wanasaba yang berada di Desa Karang Baru tepatnya di Jln. Segara Anak, posisinya agak jauh dari pusat Kecamatan Wanasaba. Ketiga, SMP Negeri 3 Wanasaba yang berada di Desa Wanasaba tepatnya di Jln. Jurusan Arya Banjar Getas, dimana belum terdapat alat transportasi umum yang menuju sekolah tersebut. Walaupun sudah ada jalan besar, alat transportasi yang dipakai hanya ojek.

 
E.    Telaah Pustaka

Tidak sanggup dipungkiri bahwa umumnya banyak masalah-masalah dalam dunia pendidikan sudah pernah dikaji secara mendalam dalam sebuah penelitian. Namun tentu dalam setiap penelitian tersebut mempunyai titik tekan yang berbeda dalam mengkaji sebuah problem walalaupun konteks penelitiannya sama. Begitu juga dalam penelitian ini, walaupun telah banyak yang sudah melaksanakan penelitian yang terkait dengan pembelajaran matematika, akan tetapi konsentrasi kajian dan ruang lingkup atau kedalaman kajian dalam penelitian ini mempunyai perbedaan-perbedaan dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Sebagai citra dan materi perbandingan dengan penelitian-penelitian sebelumnya, maka memberikankut akan diuraikan beberapa penelitian yang masih terkait dengan pembelajaran.

Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah Dalam Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa Mata Pelajaran Matematika
Advertisement

Iklan Sidebar