-->

Info Populer 2022

Pembentukan Endapan Putih

Pembentukan Endapan Putih
Pembentukan Endapan Putih
Pembentukan Endapan Putih - Dalam kimia, larutan ialah adonan sejenis yang terdiri dari dua atau ludang keringh zat. Zat yang jumlahnya ludang keringh sedikit di dalam larutan disebut (zat) terlarut atau solut, sedangkan zat yang jumlahnya ludang keringh banyak daripada zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut atau solven. Komposisi zat terlarut dan pelarut dalam larutan dinyatakan dalam konsentrasi larutan, sedangkan proses pencampuran zat terlarut dan pelarut membentuk larutan disebut pelarutan atau solvasi.

Contoh larutan yang umum dijumpai ialah padatan yang dilarutkan dalam cairan, ibarat garam atau gula dilarutkan dalam air. Gas juga sanggup pula dilarutkan dalam cairan, contohnya karbon dioksida atau oksigen dalam air. Selain itu, cairan sanggup pula larut dalam cairan lain, sementara gas larut dalam gas lain. Terdapat pula larutan padat, contohnya aloi (campuran logam) dan mineral tertentu.


Larutan ideal

Bila interaksi antarmolekul komponen-komponen larutan sama besar dengan interaksi antarmolekul komponen-komponen tersebut pada keadaan murni, terbentuklah suatu idealisasi yang disebut larutan ideal. Larutan ideal mematuhi aturan Raoult, yaitu bahwa tekanan uap pelarut (cair) berbanding sempurna lurus dengan fraksi mol pelarut dalam larutan. Larutan yang benar-benar ideal tidak terdapat di alam, namun beberapa larutan memenuhi aturan Raoult hingga batas-batas tertentu. Contoh larutan yang sanggup dianggap ideal ialah adonan benzena dan toluena.

Ciri lain larutan ideal ialah bahwa volumenya merupakan penjumlahan sempurna volume komponen-komponen penyusunnya. Pada larutan non-ideal, penjumlahan volume zat terlarut murni dan pelarut murni tidaklah sama dengan volume larutan.

Sifat koligatif larutan

Larutan cair encer mengatakan sifat-sifat yang bergantung pada akhir kolektif jumlah partikel terlarut, disebut sifat koligatif (dari kata Latin colligare, "mengumpul bersama"). Sifat koligatif mencakup penurunan tekanan uap, peningkatan titik didih, penurunan titik beku, dan tanda-tanda tekanan osmotik.5


B. Alat dan Bahan.
 
Alat :  
  1. Gelas kimia 250 ml.
  2. Pipet ukur.
  3. Bola hisap.
  4. Labu ukur 500 ml dan 100 ml.
  5. Pemanas ( kaki tiga, korek api, spiritus).

bahan: 
  1. Aquadest
  2. K(SbO4)2 C4H4O6
  3. BaCl2


C. Cara kerja.
  1. Menyiapkan alat dan materi yang diperlukan.
  2. Mengambil 18 ml larutan k(sbo4)2 c4h4o6.
  3. Memasukkan larutan barium klorida (bacl2 ) kedalam larutan k(sbo4)2 c4h4o6.
  4. Mengamati serta menghitung waktu samapi larutan tersebut membentuk endapan putih.

D.    Hasil Pengamatan. 
  • Gambar.

  • Analisis 
Aquadest diukur terludang keringh dulu  dengan thermometer kemudian aquadest tersebut dicampur dengan CaCl2 dan diukur kembali dengan thermometer sehingga sihunya berubah dari 20 ◦c menjadi 25 ◦c sehingga kenaikan suhunya  5 ◦c. Larutan K(SbO4)2 C4H4O6 sebanyak 18 ml ( sehabis proses pemanasan), sebelum menngabil K(SbO4)2 C4H4O6 yang sudah menjadi larutan ada proses pemanasan terudang keringh lampau, selang beberapa menit kemudian dicampur dengan 4 ml larutan BaCl2 sehabis mengamati selama selang waktu 5 menit 29 detik, disana telah terjadi proses pengendapan dalam bentuk gumpalan –gumpalan putih.

E.    Pembahasan.

Kegampangan suatu endapan sanggup disaring dan dicuci tergantung sebagian besar pada struktur morfologi endapan, yaitu bentuk dan ukuran-ukuran kristalnya. Semakin besar kristal-kristal yang terbentuk selamaberlangsungnya pengendapan, makin praktis mereka sanggup disaring dan mungkin sekali (meski tak harus) makin cepat kristal-kristal itu akan turun keluar dari larutan, yang lagi-lagi akan membantu penyaringan. 

Bentuk kristal juga penting. Struktur yang sederhana ibarat kubus, oktahedron, atau jarum-jarum sangat menguntungkan, alasannya praktis dicuci sehabis disaring. Kristal dengan struktur yang ludang keringh kompleks, yang mengandung lekuk-lekuk dan lubang-lubang, akan menahan cairan induk (mother liquid), bahkan sehabis dicuci dengan seksama. Dengan endapan yang terdiri dari kristal-kristal demikian, pemisahan kuantitatif ludang keringh kecil kemungkinannya sanggup tercapai.

Proses untuk menciptakan larutan K(SbO4)2 C4H4O6 ialah sehabis K(SbO4)2 C4H4O6 dimasukkan kedalam 180 ml air gres digerahkan biar K(SbO4)2 C4H4O6 itu tiruananya larut, begitu pula untuk BaCl.
Persamaan reaksinya
2 K(SbO4)2 C4H4O6 + BaCl2  --->  Ba [( SbO) C4H4O6]2 + 2KCl

Selama pengendapan ukuran kristal yang terbentuk, tergantung terutama pada dua faktor penting yaitu laju pembentukan inti (nukleasi) dan laju pertumbuhan kristal. Jika laju pembentukan inti tinggi, aneka macam kristal akan terbentuk, dan terbentuk endapan yang terdiri dari partikel-partikel kecil. Laju pembentukan inti tergantung pada derajat lewat jenuh dari larutan. Makin tinggi derajat lewat jenuh, makin besarlah kemungkinan untuk membentuk inti baru, jadi makin besarlah laju pembentukan inti.

E.    Kesimpulan.

Peristiwa rekristalisasi bekerjasama dengan reaksi pengendapan. Endapan merupakan zat yang memisah dari satu fase padat dan keluar ke dalam larutannya. Endapan terbentuk bila larutan bersifat terlalu jenuh dengan zat yang bersangkutan. Kelarutan suatu endapan merupakan konsentrasi molal dari larutan jenuhnya. Kelarutan bergantung dari suhu, tekanan, konsentrasi materi lain yang terkandung dalam larutan dan komposisi pelarutnya 

Zat cair yang memiliki titik didih yang berbeda akan berpisah, larutan K(SbO4)2 C4H4O6 dicampur dengan BaCl2 sehingga terjadilah endapan putih dalam bentuk gumpalan-gumpalan putih. Ini penyebabnya ialah alasannya ksp dari Ba [( SbO) C4H4O6]2 + 2KCl ludang keringh besar dari K(SbO4)2 C4H4O6

Advertisement

Iklan Sidebar