A. Landasan Teori
Nama basil itu berasal dari kata “bakterion” (bahasa Yunani) yang berarti tongkat atau batang. Sekarang nama itu digunakan untuk menyebut sekelompok mikroorganisme yang bersel satu, tidak berklorofil (meskipun ada kecualinya), berbiak dengan pembelahan diri, serta demikian kecilnya sehingga hanya tampak dengan mikroskop.
Bakteri merupakan kelompok mahluk hidup bersel tunggal yang korelasi kekerabatannya dengan mahluk hidup lainnya masih diliputi kegelapan. Mereka dimasukkan dalam golongan jasad renik atau mikroba, mengingat tubuhnya yang amat kecil sehingga tak sanggup terlihat dengan bungil mata.
Studi wacana basil mulai berkembang sesudah di temukan mikroskop oleh Anthonie Van Leeuwenhoek menjelang berakhirnya kala ke-17. basil untuk pertama kali dilihat oleh Leeu tokoh terkemuka ibarat Pasterur, Davaine, Koch, Winogradsky, dan lain-lain. Akhirnya berkembang ilmu wacana jasas renik, yaitu mikrobiologi yang dalam kala ke-20 ini telah terpecah-pecah lagi menjadi mikrobiologi industri, mikrobiologi tanah, bahkan khusus mengenai basil kita kenal pula kini cabang ilmu pengetahuan yang dimemberikan nama bakteriologi.
Tubuh basil yang terdiri atas sebuah sel saja itu memiliki bentuk yang beraneka ragam. Ada yang berbentuk peluru atau bola. Seperti batang, bengkok ibarat koma atau sekrup, ada yang ibarat spiral. Ukuran tubuhnya hanya mencapai beberapa mikron (mikron μ = 0.001 mm). Paling besar sekitar 100 μ, hingga hampir terlihat dengan mata bungil tetapi adapula yang kuran dari 1 μ yang terkecil kira-kira 0.1 μ. Bukti-bukti memperlihatkan bahwa ada basil dengan ukuran badan kurang dari itu yang tidak lagi sanggup dilihat dengan mikroskop biasa, tetapi memerlukan mikroskop elektron untuk sanggup menyidiknya.
Bakteri merupakan kelompok mahluk hidup bersel tunggal yang korelasi kekerabatannya dengan mahluk hidup lainnya masih diliputi kegelapan. Mereka dimasukkan dalam golongan jasad renik atau mikroba, mengingat tubuhnya yang amat kecil sehingga tak sanggup terlihat dengan bungil mata.
Studi wacana basil mulai berkembang sesudah di temukan mikroskop oleh Anthonie Van Leeuwenhoek menjelang berakhirnya kala ke-17. basil untuk pertama kali dilihat oleh Leeu tokoh terkemuka ibarat Pasterur, Davaine, Koch, Winogradsky, dan lain-lain. Akhirnya berkembang ilmu wacana jasas renik, yaitu mikrobiologi yang dalam kala ke-20 ini telah terpecah-pecah lagi menjadi mikrobiologi industri, mikrobiologi tanah, bahkan khusus mengenai basil kita kenal pula kini cabang ilmu pengetahuan yang dimemberikan nama bakteriologi.
Tubuh basil yang terdiri atas sebuah sel saja itu memiliki bentuk yang beraneka ragam. Ada yang berbentuk peluru atau bola. Seperti batang, bengkok ibarat koma atau sekrup, ada yang ibarat spiral. Ukuran tubuhnya hanya mencapai beberapa mikron (mikron μ = 0.001 mm). Paling besar sekitar 100 μ, hingga hampir terlihat dengan mata bungil tetapi adapula yang kuran dari 1 μ yang terkecil kira-kira 0.1 μ. Bukti-bukti memperlihatkan bahwa ada basil dengan ukuran badan kurang dari itu yang tidak lagi sanggup dilihat dengan mikroskop biasa, tetapi memerlukan mikroskop elektron untuk sanggup menyidiknya.
Besar kecilnya bakteri
Pada umumnya basil itu kecil sekali, sehingga kita memerlukan mikroskop untuk sanggup mengamatinya. Ada juga basil yang agak besar yang sanggup kita lihat dengan tidak memakai mikroskop. Akan tetapi sifat morfologinya ludang kecepeh teliti kita perlukan mikroskop
Pada umumnya basil itu kecil sekali, sehingga kita memerlukan mikroskop untuk sanggup mengamatinya. Ada juga basil yang agak besar yang sanggup kita lihat dengan tidak memakai mikroskop. Akan tetapi sifat morfologinya ludang kecepeh teliti kita perlukan mikroskop
Susunan sel
Lazimnya orang berpenda, bahwa pada sel basil itu ada dinding luar, ada sitoplasma, dan ada materi inti. Dinding luar terdiri atas 3 lapis, dari lar ke dalam berturut yaitu lapisan lendir, dinding sel, dan membran sitoplasma.
Dinding sel basil terdiri atas majemuk materi organik ibarat selulosa, hemiselulosa, khitin (yaitu karbohidrat yang mengandung unsur N).
Pada fase vegetatif, umumnya badan jamur benar berupa hifa/filamen dan miselium, beberapa ada yang berupa sel tunggal. Hifa ada yang bercabang dan ada pula yang tidak bercabang. Hifa pada Ascomycetes, Basidiomycetes dan Deuteromycetes merupakan hifa yang bersekat dengan inti satu, dua atau ludang kecepeh, sedangkan pada phycomycetes merupakan hifa yang tidak bersekat (disebut senosit), sekat gres akan terbentuk kalau akan membentuk struktur reproduksi.
Lazimnya orang berpenda, bahwa pada sel basil itu ada dinding luar, ada sitoplasma, dan ada materi inti. Dinding luar terdiri atas 3 lapis, dari lar ke dalam berturut yaitu lapisan lendir, dinding sel, dan membran sitoplasma.
Dinding sel basil terdiri atas majemuk materi organik ibarat selulosa, hemiselulosa, khitin (yaitu karbohidrat yang mengandung unsur N).
Pada fase vegetatif, umumnya badan jamur benar berupa hifa/filamen dan miselium, beberapa ada yang berupa sel tunggal. Hifa ada yang bercabang dan ada pula yang tidak bercabang. Hifa pada Ascomycetes, Basidiomycetes dan Deuteromycetes merupakan hifa yang bersekat dengan inti satu, dua atau ludang kecepeh, sedangkan pada phycomycetes merupakan hifa yang tidak bersekat (disebut senosit), sekat gres akan terbentuk kalau akan membentuk struktur reproduksi.
Sekat pada Ascomycetes dan Basidiomycetes memiliki satu atau ludang kecepeh porus (celah pada sekat yang berupa liang kecil yang memungkinkan sitoplasma jdan organel-organel dari satu pecahan sanggup berpindah ke pecahan lain). Porus pada Ascomycetes ludang kecepeh sederhana sedangkan pada Basidiomycetes nampak ludang kecepeh kompleks dengan mengalami ekspansi dan disebut doliporus.
B. Alat dan bahan
Alat:
- Mikroskop
- Alat tulis
- Cawan petri
- Pipet tetes
- Gelas kimia
- Kaca penutup
- Kaca benda
Bahan
- Tempe
- Tape
- Nasi
- Ekoli
C. Cara Kerja
1. Pengamatan Rhizopus
- Menyediakan dua lapis roti tawar. Melembabkan roti tawar tersebut dengan cara memercikan air atau semprot dengan sprayer. Meletakggan roti yang telah dilembabkan tersebut di atas kertas koran yang sudah telah dilembabkan. Memmemberikan ganjal dengan plastik.
- Membuat sedian dengan cara mengambil sebagian miselium dengan ujung jarum. Meletakkan miselium tersebut di atas beling benda yang telah dimemberikan setetes air. Dengan dua jarum, perlahan-lahan menguraikan miselium agar ludang kecepeh renggang dan jelas. Menutup dengan beling penutup, mengamati di bawah mikroskop mengenai susunan benang hifanya untuk memilih ada tidaknya sekat.
- Membuat gambar dan memperlihatkan bagian-bagiannya
- Mencari pecahan dan menunjukkan reproduksi seksual. Mencari juga tahapan selajutnya ibarat gamet-gamet yang telah berdifusi membentuk zigot berdinding telab serta menggambar hasil pengamatannya.
2. Pengamatan Mucor
- Menyediakan tempe
- Membuat sediaan dengan cara yang sama ibarat menciptakan sediaan jamur roti
- Melakukan pengamatan ibarat para Rhizopus
3. Pengamatan Yeast (ragi roti)
- Membuat larutan gula dalam botol kebersihan dan membubuhkan yeast ke dalamnya.
- Mengambil dengan pipet sedikit larutan yang telah disiapkan dan meneteskan pada beling benda, kemudian menutup dengan beling epilog untuk mencari sel tunggal dan berukuran besar.
4. Pengamatan jamur merang
- Menyediakan jamur merang (Volvariella volvacea)
- Mencari pecahan yang disebut stipe (tungkai), pileus (tudung), bilah-bilah dan volanya kemudian menggambar hasil pengamatan
- Membuat irisan melintang dan meletakkan irisan tersebut di atas beling benda yang sudah ditetesi air. Menututp dengan beling penutup, mengamati dengan mikroskop serta mencari pecahan yang disebut dengan himenium, basidium dan benang parafisis serta memperlihatkan pada gambar
- Mengamati bentuk basidium dengan pembesaran berpengaruh serta bentuk dan jumlah basidiospora pada setiap basidium.
- Membuat irisan membujur stipe (tangkai) serta meletakkannya di atas beling benda yang telah ditetesi air dan menutup dengan beling penutup, serta mengamati jaringan-jaringan hifanya
D. Hasil Pengamatan
1. Jamur Ganggang
Diskripsi
Berdasarkan hasil pengamatan yang kami dapatkan, kami menemukan jamur Rhyzopus Orizae pada tempe, jamur Rhizopus berkembang biak dengan dua cara yaitu seksual dan aseksual. Perkembangbiakan seksual memakai sporanya, sedangkan aseksual memakai stolon. Pada beberapa jamur, terdapat badan buah yang terbentuk dari siklerotium dan stroma dengan memakai pembesaran 10 x 10.
2. Rhizopus Stolongifor
Deskripsi
Rhyzopus Stolongifor yakni jamur yang berada pada nasi, yang juga memiliki sporongium, spora dan sporangifor dan memiliki warna agak kemerah-merahan. Sporangiofor Rhizopus tidak bercabang dan sesudah pemanjangan hingga batas tertentu pecahan ujung tampak membesar dan membentuk sporangium dengan memakai pembesaran 10 x 10.
Rhyzopus Stolongifor yakni jamur yang berada pada nasi, yang juga memiliki sporongium, spora dan sporangifor dan memiliki warna agak kemerah-merahan. Sporangiofor Rhizopus tidak bercabang dan sesudah pemanjangan hingga batas tertentu pecahan ujung tampak membesar dan membentuk sporangium dengan memakai pembesaran 10 x 10.
3. Ragi (yeast)
Deskripsi
Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh peneliti bahwa ragi (Yeast) untuk fermentasi atau pengurai. Dari sana kita sanggup memperhatikan sistem kerja dari pada jamur yang ditumbuhkan oleh ragi pada masakan yang kita makan selama in dengan memakai pembesaran 10 x 10.
4. Echericia Colli
Berdasarkan gambar di atas sanggup dipahami bahwa basil bereproduksi dengan cara vegetatif atau aseksual dengan membelah diri dengan cara biner. Pada lingkungan yang baik basil sanggup membelah diri dalam 20 menit. Bentuk dan ukuran basil ukuran bateri sanggup diketahui dengan mikroskop dan sanggup dinyatakan sanggup dinyatakan dalam satuan mikro. Adapun bentuk basil ibarat ada yang berbentuk bulat, batang dan spiral dengan memakai pembesaran 10 x 10..
E. Pembahasan
Bakteri merupakan mikroorganisme bersel satu, tidak berlorofil (kecuali beberapa jenis) dan berkembangbiak dengan pembelahan diri, ukuran tubuhnya sangat kecil.
Bakteri pada umumnya bergerak secara pasif. Namun demikian ad banyak sekali jenis basil yang dalam keadaan tertentu sanggup membentuk rambut-rambut plasma yang menembus keluar dinding dan adanya rambut-rambut plasma ini memungkinkan basil bergerak aktif dalam medium cair. Rambut-rambut plasma itu lazimnya dinamakan bulu cambuk atau flagel, yang jumlah dan letaknya pada badan sanggup berbeda-beda.
Bakteri pada umumnya bersifat heterotrof hidupnya sebagai saprofit atau sebagai parasit. Namun demikian, ada pula beberapa jenis yang bisa mengadakan asimilasi, jadi bersifat autotrof. Berdasarkan asalnya energi yang digunakan dalam asimilasi, basil yang bersifat autotrof itu di bedakan dalam 2 golongan, yaitu :
- Yang bersifat kemo autotrof, kalau energi untuk asimilasinya (kemosintesis) diperoleh dari reaksi-reaksi kimia, contohnya dari proses oksidasi senyawa tertentu.
- Yang bersifat fotoautotrof, kalau energi untuk asimilasi (fotosintesis) di peroleh dari cahaya matahari. Seperti pada tumbuhan hijau basil yang sanggup mengadakan fotosintesis yakni bakteri-bakteri yang memiliki zat warna
Sedangkan pada jamur Rhysopous sitoplasmanya banyak inti sel yang diduga sebagai fatwa cadangan makan untuk pertumbuhan sporangium, pecahan steril protoplasma menggelembung membentuk kulumela sporangium. Reproduksi aseksual pada Rhizopus juga sanggup terjadi melalui pembentukan klamidospora. Miselia bau tanah menjadi terpisah secara transversal dan mengalami penebalan dinding di dalam interkalar-interkalar sel.
Advertisement